1. FUNGSI DAN LINGKUP KINERJA PENYEDIA JASA, PENGGUNA JASA DAN AUDITOR PADA
UU JASA KONSTRUKSI NO. 2 TAHUN 2017
Menurut UU Jasa
Konstruksi no. 2 taun 2017, Jasa konstruksi berfungsi sebagai pendukung serta
prasarana aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan guna untuk menunjang
tercapainya tujuan daripada pembangunan nasional. Penyedia jasa sendiri berfungsi
sebagai pemberi layanan jasa pada konstruksi, pengguna jasa berfungsi untuk memberi
pekerjaan yang menggunakan layanan jasa konstruksi. Lingkup kinerja dari
layanan jasa konstruksi ini cukup luas, mulai dari penggolongan bentuk fisik,
kategori, cakupan bidang usaha, kontrak kerja, legalitas, dan lain sebagainya.
2.
DEVIASI PROGRESS PEKERJAAN PADA KURVA S SCHEDULE
PROYEK
Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik
yang merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan.
Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi yang
dapat berupa Ahead ( realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay
(realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana). Indikator tersebut adalah
satu-satunya yang digunakan oleh para pelaku proyek saat ini atas
pengamatan pada proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia.
Progres dan kurva s dibuat terintegrasi bertujuan untuk melihat deviasi
pekerjaan. Progres mingguan adalah akumulasi dari progres pekerjaan harian
proyek yang dihitung dalam satu minggu. Kemudian progres mingguan tadi kita
integrasikan dengan kurva s (time schedule) yang dibuat sebelumnya untuk
melihat deviasinya.
Dengan melihat deviasinya, kita dapat mengetahui apakah proyek yang kita
kerjakan mengalami keterlambatan (-) atau lebih cepat (+) dari rencana.
Suatu pekerjaan dikatakan terlambat (-) jika garis kurva realisasi
pekerjaan berada pada posisi bawah dari garis kurva rencana.
Sebaliknya jika garis kurva berada di atas garis kurva rencana maka
pekerjaan tersebut lebih cepat (+) dari rencana. Keterlambatan suatu pekerjaan
biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a.
Kondisi Alam
Kondisi alam memang susah
untuk ditebak. Misalnya saja curah hujan yang tinggi di lokasi pekerjaan,
kondisi ini dapat membuat pekerjaan proyek terhambat.
b.
Lingkungan
Contohnya pada proyek yang berurusan dengan
pengalihan lahan yang semula milik warga.
c.
Internal
Perusahaan Sebagai Pengemban Tanggung Jawab
Faktor lain yang juga dapat menghambat adalah dari
internal perusahaan yang mengemban tanggung jawab itu sendiri.
Kurva yg berbentuk huruf ”S”
tersebut lebih banyak terbentuk lantaran kelaziman dalam pengerjaan
proyek yakni : a)
a.
Kemajuan pada
awal-awalnya bergerak lambat. Setelah Itu diikuti oleh aktivitas yg
bergerak cepat dalam jangka waktu yg lebih lama. pada akhirnya aktivitas
menurun kembali & berakhir pada suatu titik akhir.
b.
Sebagai info untuk
mengontrol pelaksaan suatu proyek dengan cara membandingkan deviasi antara
kurva rencana dgn kurva realisai.
c.
Sebagai infomasi
untuk pengambilan keputusan berdasarkan perubahan kurva realisasi terhadap
kurva rencana, perubahan ini bisa dalam bentuk prosentase pekerjaan lebih
cepat atau lebih lambat dari waktu yg telah ditentukan untuk menyelesaikan
proyek.
d.
Sebagai informasi
kapan saat yg tepat untuk melaksanakan owner ataupun melakukan pembayaran
terhadap supplier. Kurva-s pada dasarnya adalah perbandingan antara rencana dan
realisasi pengeluaran biaya atau lebih pada kebutuhan cash flow. Namun
dapat bermanfaat dalam menyatakan apakah proyek terlambat maupun tidak.
Keterlambatan yang dinyatakan dalam kurva-s tersebut sebenarnya hanyalah
merupakan pendekatan sehingga memiliki akurasi yang tidak tinggi dalam
menyatakan keterlambatan proyek. Alat yang lebih baik dalam menyatakan
keterlambatan proyek adalah Bar Chart dan produk turunannya yaitu Critical Path
Method
3.
SETTING BETON
Setting beton (pencetakan beton/pengerasan
beton) adalah beton basah yang mulai mengeras seiring berjalannya waktu yang
disebabkan oleh kelembaban dalam campuran diserap oleh agregat, sebagian
campuran ini diuapkan karena iklim dan sebagian lagi digunakan dalam reaksi
hidrasi antara semen dan air. Akhirnya, beton akan terbentuk atau sepenuhnya
mengeras, inilah yang dimaksud dengan setting beton. Beton ini harus memiliki
sifat berbagai bantalan beban dan daya tahan termasuk perubahan volume
(penyusutan beton) dalam kriteria yang sesuai.
Jika beton mulai mengeras atau mulai kadaluarsa, beton ini tidak dapat digunakan. Sehingga, beton harus dicor sebelum mulai mengeras, yang biasanya akan memakan waktu sekitar 1 jam setelah pencampuran beton selesai. Dalam industri beton siap pakai yang membutuhkan waktu untuk transportasi, biasanya ditambahkan campuran untuk menunda pengerasan beton. Ini akan memperpanjang waktu pengerasan beton basah sekitar 2-4 jam untuk transportasi dari pabrik ke lokasi konstruksi.
Jika beton mulai mengeras atau mulai kadaluarsa, beton ini tidak dapat digunakan. Sehingga, beton harus dicor sebelum mulai mengeras, yang biasanya akan memakan waktu sekitar 1 jam setelah pencampuran beton selesai. Dalam industri beton siap pakai yang membutuhkan waktu untuk transportasi, biasanya ditambahkan campuran untuk menunda pengerasan beton. Ini akan memperpanjang waktu pengerasan beton basah sekitar 2-4 jam untuk transportasi dari pabrik ke lokasi konstruksi.
Untuk pengerjaan dan perbaikan
jalan, Anda dapat menggunakan Jayamix Fast Setting Concrete yang didesain untuk
struktur yang perlu digunakan cepat dalam jangka waktu kurang dari 24 jam
setelah pengecoran dan mencapai kuat tekan di waktu yang singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar