PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
Untuk mengetahui secara sederhana tentang bagaimana cara membangun gedung bertingkat, ada beberapa tahapan yang di laksanakan agar proses pembangunan bisa di laksanakan dengan lancar. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
A. Persiapan
Tanpa persiapan yang matang, jadwal pelaksanaan pekerjaan akan terganggu dan bahkan bisa saja pekerjaan dapat terhenti beberapa saat. Karenanya meneliti ketiga hal di atas satu per satu wajib dilakukan. Agar pekerjaan pembangunan dapat berjalan dengan lancar, maka perlu memperhatikan hal-hal diantaranya:
1) Jalan Masuk: Jalan masuk harus diperhatikan untuk menjamin kelancaran pengangkutan material lokal, material fabrikasi, peralatan, dll. Sebaiknya jalan masuk memiliki lebar yang cukup untuk alat angkut anda. Perhatikan pula bahwa akses yang perlu anda siapkan adalah akses kedalam site anda (off site) dan akses di dalam site anda (on site).
2) Site Plan: Lahan pada lokasi proyek harus direncanakan dengan sebaik-baiknya untuk keperluan menampung dan mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi yaitu paling tidak: (a) Kantor proyek atau direksi keet, (b) Gudang (terbuka/tertutup), (c) Barak kerja material fabrikasi, (d) on site acces, (e) fasilitas lain. Bila lahan proyek sangat terbatas, maka perlu pemanfaatan lahan lain yang berdekatan atau bila terpaksa gunakan lahan bangunan permanen secara sementara dengan penjadwalan yang rinci agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
3) Pedoman Pengukuran: Agar bangunan dapat diletakkan pada posisi yang diinginkan sesuai rencana, maka diperlukan pedoman pengukuran yaitu pedoman titik koordinat (Bench Mark) dan ketinggian (Elevation). Elevasi berguna untuk menentukan posisi + 0,00 pada bangunan.
4) Alat Angkut: Alat angkut diperlukan untuk membawa material lokal, material fabrikasi, peralatan, dll. Alat ngkat sendiri terbagi menjadi 2 yakni alat angkat barang kecil dan alat angkut barang besar.
5) Alat Angkat: Kegiatan transportasi vertikal merupakan jantung kegiatan pelaksanaan pembangunan gedung, karena itu pemilihan alat angkat serta letak dan pergerakannya perlu direncanakan dengan matang.
B. Interpretasi Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
1) Penyusunan Program Kerja Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pekerja pelaksanaan lapangan juga harus membuat program kerja secara cermat dan teliti sehingga bisa membagi waktu, material, tenaga dan alat kerja secara tepat. Tentu saja dengan berlandaskan pada gambar kerja yang telah diperbaiki dan spesifikasi yang telah diperbaharui. Berikut adalah langkah-langkahnya:
a. Melakukan identifikasi jenis pekerjaan, jenis material, jenis peralatan dan alat berat serta jenis tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kontrak.
Gambar 1. Contoh Tabel Tenaga Kerja |
b. Membuat jadwal penggunaaan material, peralatan dan alat berat dan tenaga kerja sesuai dokumen kontrak.
Gambar 2. Contoh Jadwal Penggunaan Material Struktur Atas |
Buatlah jadwal penggunaan alat agar bisa memperkirakan kapan alat-alat itu dioperasikan.
Gambar 3. Contoh Penjadwalan Alat-Alat Berat
Gambar 4. Contoh Jadwal Tenaga Kerja
c. Membuat pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan dokumen kontrak.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan untuk mengetahui bahwa pekerjaan dapat dimulai dan dapat diselesaikan dengan waktu yang telah direncanakan. Lakukan identifikasi item pekerjaan apa yang akan dilaksanakan, hitung nilai dan bobot masing-masing item, tentukan durasi pelaksanaannya, urutkan berdasarkan metode pelaksanaan dan hitung total waktu pelaksanaan sejak proyek dimulai hingga akhir.
Gambar 5. Contoh Time Schedule Dalam Bentuk Kurva S
|
C. Mobilisasi Sumber Daya
Sumber daya merupakan elemen penting bagi sebuah pembangunan. Seorang pelaksana lapangan harus menguasai seluk beluk sumber daya ini jika tidak ingin kegiatan pembangunan terlambat atau malah terhenti sama sekali. Untuk memobilisasi sumber daya, hal-hal dibawah ini harus dilakukan:
1.) Penentuan metode mobilisasi sumber daya yang sesuai dengan prosedur
Prosedur yang telah anda tetapkan diawal akan mempengaruhi metode mobilisasi sumber daya anda. Sebagai langkah awal, identifikasi jenis pekerjaan yang akan anda butuhkan dan jumlah sumber daya tenaga kerja yang diperlukan. Setelah itu berdasarkan jumlah tenaga kerja tadi hitung peralatan/alat berat yang dibutuhkan. Mobilisasikan alat berat sesuai kebutuhan pekerjaan. Terakhir, hitung pula material apa dan berapa volume yang akan dikerjakan oleh alat berat dan tenaga kerja tadi.
2.) Penentuan waktu mobilisasi sumber daya yang sesuai dengan prosedur.
Waktu untuk memobilisasikan sumber daya yang telah anda identifikasi dan hitung pada point a harus anda tentukan sebelum pekerjaan dimulai. Data-data yang telah ada sebelumnya seperti jenis pekerjaan, volume dan kebutuhan manpower akan anda butuhkan untuk menyusun rencana mobilisasi ini. Pengalaman anda di lapangan juga akan sangat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan anda dalam menentukan kapan waktu yang tepat bagi anda untuk memobilisasi sumber daya (tenaga kerja, material dan alat).
D. PEKERJAAN DEWATERING
Sebelum galian tanah untuk basement dimulai harus sudah dipersiapkan pekerjaan pengeringan (Dewatering) agar air tanah yang ada tidak menggangu proses pelaksanaan basement. Metode pengeringan yang dipilih tergantung beberapa faktor antara lain:
- Debit rembesan air
- Jenis tanah
- Kondisi lingkngan sekitarnya
Ada tiga macam cara pengeringan yang dapat dipilih yaitu: Open Pumping, Predrainage, Cut off.
E. PEKERJAAN FONDASI
Untuk gedung bertingkat pada umumnya menggunakan Fondasi Dalam, hingga mencapai kedalamaan dimana daya dukung tanah sudah cukup tinggi. Fondasi dalam, biasanya berbentung tiang dan ada tiga jenis, yaitu:
1) Tiang Pancang: Ditinjau dari jenis material, tiang pancang dapat dibuat dari beton bertulang, baja (pipa, baja profil).
2) Tiang bor (Bored Pile): Tiang bor dibuat dari beton bertulang, dan jenis tiang bor ini memiliki daya dukung yang jauh lebih besar dibanding tiang pancang.
3) Tiang Franki (Franki Pile): Sistem Franki Pile, dilihat dari proses pelaksanaannya, menggunakan kombinasi antara pemancangan dan pengecoran.
F. PEKERJAAN GALIAN
Metode galian yang dipilih dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :
Ø Luas Tanah
Ø Kedalaman galian
Ø Jenis tanah dan strukturnya
Untuk pekerjaan galian ini, terlebih- lebih galian yang dalam, sudah harus dipikirkan construction safety agar dapat menghindari kecelakaan. Secara garis besar metode penggalian dibagi menjadi dua yaitu Galian Terbuka Tanpa Penahan dan Galian dengan Penahan.
G. CONCRETE DIAPHRAGM WALL
Concrete diaphragm wall adalah sebuah dinding beton yang proses pembuatannya / pengecorannya dilakukan didalam tanah, dimana biasanya memiliki fungi tripel yaitu:
Ø Sebagai cutt off dewatering sistem pada saat pekerjaan galian basement
Ø Sebagai dinding penahan tanah galian basement
Ø Sebagai dinding permanen bagi basement
H. STRUKTUR BASEMENT
Struktur basement gedung bertingkat (tidak termasuk fondasi tiang) secara garis besar terdiri dari:
Ø Raft foundation
Ø Kolom
Ø Balok dan plat lantai
Struktur-struktur tersebut diatas, yang dibahas adalah struktur beton bertulang dengan sistem dicor ditempat (cast in place). Pelaksanaan struktur basement saat ini ada dua cara yaitu Sisten Konvensional dan Sistem Top Down.
I. PILE CAP DAN GROUND BEAM
Untuk bangunan yang tidak memiliki basement terlalu dalam (misal pada bagian podium / di luar bagian tower), biasanya tidak menggunakan raft foundation, maka fondasinya adalah pile cap (yang menumpu pada tiang pancang / tiang bor) dan ground beam (yang menghubungkan antar pile cap).
J. STRUKTUR ATAS
Untuk gedung bertingkat tinggi dengan menggunakan struktur beton bertulang, struktur atas yang utama adalah terdiri dari:
1) Core wall / shear wall: Core wall uutuk bangunan bertingkat tinggi memiliki fungsi sebagai struktur pengaku bangunan terhadap gaya horizontal. Pada umumnya struktur core wall tersebut dimanfaatkan sebagai ruang angkutan vertikal, dapat berupa lift dan atau tangga biasa.
2) Balok, plat dan kolom: Menurut struktur, urutan pelaksanaan ketiganya adalah sebagai berikut:
· Kolom
· Balok (dapat bersamaan dengan plat / slab)
· Pelat / Slab (termasuk tangga)
K. PEKERJAAN FINISHING
Finishing gedung bertingkat sangat penting sekali perannya karena akan menunjukan atau mewakili kualitas tampilan dari gedung yang bersangkutan . Upaya melakukan pekerjaan finishing juga dipengaruhi oleh kualitas pekerjaan struktur. Pekerjaan struktur yang kurang baik memang dapat ditutupi oleh pekerjaan finishing, namun akan menyebabkan tambahan biaya dan waktu bagi pelaksanaan pekerjaan finishing itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar